Tim Program INKLUSI Lakpesdam PBNU melakukan kunjungan ke kediaman Ibu Nyai Sinta Nuriyah di Ciganjur, Senin (23/9). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara Lakpesdam PBNU dan PUAN Amal Hayati yang didirikan oleh Bu Nyai Sinta.
Program yang diajukan berfokus pada pendekatan keagamaan dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan, khususnya terkait praktik perkawinan anak dan P2GP (Perlindungan Perempuan dan Generasi Penerus).
Tujuan utama program ini adalah untuk menguatkan kampanye pencegahan kekerasan berbasis gender melalui kajian keagamaan yang akan disosialisasikan kepada khalayak. Selain itu, program ini bertujuan meningkatkan kepercayaan diri petugas kesehatan dan penyuluh agama dengan menyediakan argumen yang mendukung keadilan gender dan hak asasi manusia.
Saat berbincang dengan tim Lakpesdam PBNU dan internal PUAN Amal Hayati, Bu Nyai Sinta mengisahkan tentang program-program PUAN Amal Hayati yang konsisten dilaksanakan.
“PUAN Amal Hayati memiliki lima program unggulan, di antaranya pendampingan korban kekerasan, forum kajian kitab kuning yang mencakup isu sunat perempuan, forum sosial kemanusiaan yang memberikan santunan kepada kalangan kurang mampu, sahur keliling untuk mempererat kerukunan lintas umat, serta publikasi melalui majalah “Fakta tentang Perempuan dan Santriwati,” ungkap istri Almarhum Presiden Abdurahman Wahid itu.
Namun, Bu Nyai mengaku saat ini, fokus utama PUAN Amal Hayati adalah pada isu sunat perempuan. “Kami melakukan kajian kritis dengan tagline ‘Jangan Kau Ambil Mahkotaku Mama’. Isu ini telah direspon dengan adanya PP tentang pelarangan sunat perempuan,” imbuhnya.
Dalam kunjungan kali ini, Sekretaris Lakpesdam PBNU, Ufi Ulfiah, menjelaskan kerjasama antara Lakpesdam PBNU dan PUAN Amal Hayati ini adalah bagian dari warisan pemikiran Almarhum Gus Dur yang mendirikan Lakpesdam sebagai platform untuk memperjuangkan keadilan sosial. “Lakpesdam akan mendukung penuh kegiatan ini untuk mewujudkan tujuan bersama, terutama dalam isu terkait kekerasan perempuan ini,” ujar Ufi.
Pihak Lakpesdam PBNU juga telah menyiapkan standar dan acuan yang jelas agar program kerjasama ini dapat terlaksana dengan baik. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan perubahan positif dan mendorong kesadaran masyarakat mengenai isu yang diangkat, serta memperkuat upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia.