Lakpesdam PBNU Turut Dukung Kegiatan Festival Literasi Santri di Mansajul Ulum

Lakpesdam PBNU turut serta mendukung kegiatan “Seminar Nasional Aktualisasi Turats Pesantren Melalui Budaya Literasi Santri”. Kegiatan ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Mansajul Ulum, Pati, Jawa Tengah. Kegiatan seminar ini merupakan puncak Festival Literasi yang menjadi kegiatan Ponpes setempat.

Hadir sebagai Narasumber, Jamal D. Rahman, seorang budayawan senior dan dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta da Abdullah Aniq Nawawi, anggota LBM PBNU Jakarta. Para Narasumber berbagi pengalaman dengan peserta yakni santri yang tersebar di Kabupaten Pati, khususnya di daerah Kajen dan sekitarnya yang menjadi pusat pesantren di Pati.

Selain para santri, acara yang digelar di halaman Pesantren Mansajul Ulum ini juga dihadiri oleh Pengurus RMI PCNU (Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Pati, dan para tenaga pengajar Madrasah Diniyah Mansajul Ulum.

Acara diawali dengan pemutaran video proses pembentukan website Pondok Pesantren Mansajul Ulum beralamat di mansajululum.ponpes.id yang bulan ini genap berumur satu tahun. Dalam video yang diputar terdapat pesan dan kesan Ketua Lakpesdam PBNU, Gus Ulil Abshar Abdalla yang berharap website tersebut bisa mewarnai dunia digital dengan tradisi pesantren.

“Saya berharap semoga dengan hadirnya website Mansajul Ulum ini menyumbangkan konten2 dari kitab-kitab kuning dan tradisi pesantren di ruang digital,” harapan Gus Ulil.

Kegiatan Festival Literasi Digital kali ini juga ditayangkan dalam live streaming YouTube. Dalam sambutan pembukaan Seminar, K.H. Muhammad Liwa’uddin mengajak pesantren agar bisa terus membudayakan tradisi literasi. Menurutnya, tradisi menulis ini sudah ada sejak para sahabat dan para ulama-ulama kuno. Tradisi tersebut harus terus dihidupkan oleh pesantren.

“Melalui acara Festival Literasi Santri ini, kami ingin membangkitkan para santri untuk mencintai literasi. Upaya ini juga kami wujudkan dengan membuat website pesantren yang kali ini telah berumur satu tahun. Semoga pondok-pondok yang lain juga bisa ikut terus berkontribusi membangkitkan budaya literasi sehingga pesantren tidak hanya mengaji tapi juga memberikan tulisan-tulisan yang menyejukkan”, tegasnya.

Sementara itu, Gus Aniq Nawawi selaku narasumber mengungkapkan tentang turats pesantren yang sudah bisa menjadi solusi untuk masyarakat.

“Turast pesantren sudah sangat mumpuni untuk menjawab permasalahan-permasalahan zaman dan menjadi sumbangsih untuk masyarakat. Kunci Turast adalah diaktualisasikan. Turast harus didialogkan dengan realita yang ada. Hal tersebut bisa ditunjang dengan literasi yang kuat,” paparnya.

Lebih lanjut, pemateri lainnya, Jamal D. Rahman, menekankan pentingnya aktualisasi turatst dengan kondisinya terkini.

“Sebagaimana sastra, kitab-kitab pesantren juga bisa menjadi solusi, tinggal bagaimana kita merelevansikan dengan isu-isu aktual yang ada. Beliau mengapresiasi acara ini, karna tradisi literasi dalam khazanah dunia pesantren itu merupakan khazanah yang luar biasa. Secara pribadi saya menyambut baik kegiatan literasi ini, apalagi ada pelatihan menulis dan sebagainya,” pungkasnya.

Bagikan