Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU menggelar diskusi dalam rangka Finalisasi Instrument Indeks Keberagamaan. Kegiatan ini dilaksanakan Lakpesdam bersama Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) RI, di Hotel Harris Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (21/6/2023).
Kegiatan diskusi ini dihadiri oleh Ketua Lakpesdam PBNU, Gus Ulil Abshar Abdalla beserta segenap pengurus dan staf, dan pegawai Lakpesdam PBNU. Tentu saja, hadir pula perwakilan Kemenag RI, yakni Kepala Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Prof. Arskal Salim GP beserta jajarannya.
Dalam kegiatan ini, didiskusikan tentang instrumen apa yang cocok digunakan untuk kegiatan survei indeks keberagamaan di Indonesia. Tujuannya, untuk mengetahui tingkat kerukunan umat beragama yang memang akan dilihat dari indeks keberagamaan di Indonesia, yang memang sudah rutin diukur secara berkala setiap tahun.
Ketua Lakpesdam PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla menjelaskan, Lakpesdam PBNU berterima kasih karena turut diajak berdiskusi oleh Kemenag RI dalam merumuskan Instrumen Indeks Keberagamaan untuk survei di 34 Provinsi di Indonesia.
“Diharapkan dengan survei yang dilakukan bisa terpetakan dimensi-dimensi penyusun indeks keberagamaan di setiap wilayah target,” ujar Gus Ulil.
Lebih lanjut dikatakan, instrumen indeks keberagamaan ini disusun atas 4 dimensi yaitu dimensi Persaudaraan Keagamaan (Religious Fraternity), dimensi Persaudaraan Kebangsaan (National Fraternity), dimensi Persaudaraan Kemanusiaan (Human Fraternity) dan dimensi Kesinambungan Lingkungan (Environmental Sustainability).
“Harapannya, dari proses ini didapatkan informasi yang mengarah sebagai alarm “early warning system”, agar risiko kejadian yang merusak persaudaraan keagamaan, persudaraan kebangsaan, persaudaraan kemanusiaan dan kesinambungan lingkungan bisa diminimalisir,” pungkasnya.